Buzzer beater merupakan salah satu istilah yang sering kita dengar dalam permainan bola basket. Namun, tahukah Anda apa itu buzzer beater? Istilah ini merujuk pada momen di mana suatu tembakan berhasil diceploskan ke dalam ring di detik-detik akhir permainan atau bahkan bola baru masuk setelah beberapa saat waktu habis dan terdengar suara buzzer. Artinya waktu habis lebih dulu ketika bola masih melayang di udara.

Baca Juga :

Satu peraturan yang tidak tertulis dan sangat terkenal dalam olahraga adalah untuk tidak merayakan kemenangan sampai pertandingan benar-benar berakhir. Tim basket Kroasia Cibona Zagreb tidak mengikuti prinsip itu dalam pertandingan Kejuaraan NLB melawan tim Serbia KK Partizan. Setelah sepasang lemparan bebas yang gagal dari Partizan, Cibona berlari ke lapangan dan melakukan tembakan tiga angka dari baseline untuk memimpin satu poin. Meski masih ada 0,6 detik tersisa, Cibona merayakan di pengadilan, tetapi Partizan memiliki kepemilikan terakhir permainan dan Dušan Kecman membelokkan kemenangan sebagai buzzer beater dalam permainan yang luar biasa untuk membuat Partizan memenangkan gelar Liga Adriatik di depan kerumunan dan pemain oposisi yang terkejut.

Prinsip yang harusnya dipertimbangkan juga oleh seorang pengembang untuk menjaga sustainabilitas proyeknya ke depan. Meskipun tidak persis sama dengan istilah buzzer beater apalagi dalam hitungan detik, namun para pengembang harus melihat proyek dalam jangka panjang dan tidak puas dengan penjualan perdana yang sukses. Proyek yang membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan stoknya perlu berpikir strategi jangka panjang agar tidak dipatahkan dan dikalahkan di tengah jalan.

Sebagai pengembang yang telah sukses di penjualan perdana, disadari atau tidak banyak yang menjadi terlalu pede (percaya diri) tanpa kembali meng-update apa yang terjadi di pasar. Perubahan perilaku apa yang sedang terjadi, atau cara pemasaran yang bagaimana yang dapat secara efisien menjangkau pasar. Setiap beberapa bulan terus menaikkan harga dan pasar mulai lemah dengan harga yang tanpa disadari telah terlalu tinggi.

Banyaknya penjualan proyek yang gagal di tengah jalan bukan karena masalah teknis, melainkan munculnya pesaing dengan harga yang lebih murah, konsep yang lebih unik, dan strategi pemasaran yang semakin inovatif. Karenanya pengembang properti harus berpikir jangka panjang untuk mengembangkan propertinya dan bukan pedagang properti yang hit and run.●(Ali Tranghanda C E O Indonesia Property Watch)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here